Kamis, 15 Oktober 2009

ROBORACE '09 Robot Line Follower Contest

RoboRace Line Follower Robot Competition 2009

“Let’s Battle to Get The Victory”

Yogyakarta, 5 & 6 Desember 2009

Roborace Line Follower Robot Competition 2009 merupakan lomba adu cepat dan adu stategi robot Line Follower (robot penjajak garis) yang bertema “Let’s Battle to Get The Victory” diikuti oleh mahasiswa dari seluruh Indonesia. Roborace 2009 diselenggarakan selama 2 hari bertempat di gedung lantai 3 KPLT FT-UNY. Hari pertama digunakan untuk kualifikasi dan hari kedua digunakan untuk babak 32 besar go to final. Pada lomba ini lintasan arena terdiri 2 buah start dan 2 finish yang dimulai dari 2 sudut (lihat arena). Pada track line follower yang berukuran 480 cm x 360 cm yang memiliki karakter begitu variatif yaitu mulai dari track lurus yang panjang, percabangan sudut siku-siku, sudut lancip, lengkungan, garis putus-putus, dan banyak rintangan yang lain. Peserta diberi kebebasan untuk mengunakan berbagai strategi untuk mencapai garis finish. Setiap pertandingan, peserta akan mengadu 2 robot sekaligus (battle). Start dimulai pada dua sudut berhadapan dan dianggap mencapai finish apabila telah mencapai gerbang finish asalkan bukan di sisi start. Peserta akan mendapat 2 kali hak bertanding pada waktu babak kualifikasi dan sistem pertandingan akan mengunakan sistem akumulasi kecepatan kemudian sistem gugur setelah babak kualifikasi.

Peserta : Satu team terdiri dari satu robot dan maximum 3 orang teknisi, Max 150 team

Fasilitas :

Sertifikat untuk tiap peserta

Cocard untuk tiap peserta

Pin untuk tiap peserta

Konsumsi = 2 x makan + 2 x snack

Ruang Exclusive AC

2 kali tanding

Penginapan untuk peserta di luar D.I. Yogyakarta*

Biaya : Rp. 150.000,00 per tim

Hari, tanggal : Sabtu, 5 Desember 2009 & Minggu, 6 Desember 2009

Waktu : Jam 07.00 WIB sampai selesai

Tempat : Lantai 3, Gedung KPLT, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta

Info lebih lengkap liat www.roborace.himanika-uny.org

Read More...

Selasa, 13 Oktober 2009

Kepada Kamu Dengan Penuh Kebencian*

Kepada kamu,
Dengan penuh kebencian.

Aku benci jatuh cinta. Aku benci merasa senang bertemu lagi dengan kamu, tersenyum malu-malu, dan menebak-nebak, selalu menebak-nebak. Aku benci deg-degan menunggu kamu online. Dan di saat kamu muncul, aku akan tiduran tengkurap, bantal di bawah dagu, lalu berpikir, tersenyum, dan berusaha mencari kalimat-kalimat lucu agar kamu, di seberang sana, bisa tertawa. Karena, kata orang, cara mudah membuat orang suka denganmu adalah dengan membuatnya tertawa. Mudah-mudahan itu benar.

Aku benci terkejut melihat SMS kamu nongol di inbox-ku dan aku benci kenapa aku harus memakan waktu begitu lama untuk membalasnya, menghapusnya, memikirkan kata demi kata. Aku benci ketika jatuh cinta, semua detail yang aku ucapkan, katakan, kirimkan, tuliskan ke kamu menjadi penting, seolah-olah harus tanpa cacat, atau aku bisa jadi kehilangan kamu. Aku benci harus berada dalam posisi seperti itu. Tapi, aku tidak bisa menawar, ya?

Aku benci harus menerjemahkan isyarat-isyarat kamu itu. Apakah pertanyaan kamu itu sekadar pancingan atau retorika atau pertanyaan biasa yang aku salah artikan dengan penuh percaya diri? Apakah kepalamu yang kamu senderkan di bahuku kemarin hanya gesture biasa, atau ada maksud lain, atau aku yang-sekali lagi-salah mengartikan dengan penuh percaya diri?

Aku benci harus memikirkan kamu sebelum tidur dan merasakan sesuatu yang bergerak dari dalam dada, menjalar ke sekujur tubuh, dan aku merasa pasrah, gelisah. Aku benci untuk berpikir aku bisa begini terus semalaman, tanpa harus tidur. Cukup begini saja.

Aku benci ketika kamu menempelkan kepalamu ke sisi kepalaku, saat kamu mencoba untuk melihat sesuatu di handycam yang sedang aku pegang. Oh, aku benci kenapa ketika kepala kita bersentuhan, aku tidak bernapas, aku merasa canggung, aku ingin berlari jauh. Aku benci aku harus sadar atas semua kecanggungan itu…, tapi tidak bisa melakukan apa-apa.

Aku benci ketika logika aku bersuara dan mengingatkan, “Hey! Ini hanya ketertarikan fisik semata, pada akhirnya kamu akan tahu, kalian berdua tidak punya anything in common,” harus dimentahkan oleh hati yang berkata, “Jangan hiraukan logikamu.”

Aku benci harus mencari-cari kesalahan kecil yang ada di dalam diri kamu. Kesalahan yang secara desperate aku cari dengan paksa karena aku benci untuk tahu bahwa kamu bisa saja sempurna, kamu bisa saja tanpa cela, dan aku, bisa saja benar-benar jatuh hati kepadamu.

Aku benci jatuh cinta, terutama kepada kamu. Demi Tuhan, aku benci jatuh cinta kepada kamu. Karena, di dalam perasaan menggebu-gebu ini; di balik semua rasa kangen, takut, canggung, yang bergumul di dalam dan meletup pelan-pelan…

aku takut sendirian.



Di copy-paste dari Radityadika.com
http://radityadika.com/kepada-kamu-dengan-penuh-kebencian/
Read More...